Saat Cinta Mulai Bersemi: Kisah Remaja yang Jatuh Cinta

Posted on

Saat Cinta Mulai Bersemi: Kisah Remaja yang Jatuh Cinta

Sebut saja namaku Bima, aku akan membagikan cerita s*x-ku yang pastinya seru dan dijamin bikin para pembaca sekalian H*rny, hhe. Usiaku sekrang 30 tahun, aku Pria berkulit putih bersih, berpostur tubuh biasa ( tidak kurus dan tidak gemuk ). Cerita s*x ini adalah pengalaman pribadiku.

Ketika aku kuliah di Solo aku mempunyai pacar yang berasal dari Jambi, dia bernama Mirna ( nama samaran). Aku memanggilnya dengan panggilan sayang Beby. Saat itu dia masih sekolah di salah 1 SMU di Yogyakarta. Sebenarnya Mirna ini anaknya lugu dan baik hati.

Namun dibalik keluguan Mirna itu, dia mempunyai nafsu s*x yang luar biasa. Ketika itu setiap weekend aku selalu menyempatkan untuk mengunjungi Beby di kos-nya. Sebenarnya Kos-kosan Beby ini mempunyai aturan yang cukup ketat, soalnya kos-kosan Beby ini adalah kos khusus putri. Aturan kunjungan tamu pada siang hari dibatasi jam 09.00-12.00 dan lanjut sore jam 16.00 s/d 21.00.

Pada hari minggu saat aku berkunjung kekosan Beby waktu menunjukan pukul 11.00, secara aturan aku hanya mempunyai waktu 1 jam di Kosannya dong. Walaupun ketat aturannya tapi teman yang bermain boleh masuk ke kamar dengan catatan pintu tidak boleh ditutup rapat rapat. Waktu 1 jam itu aku manfaatkan dengan baik untuk menc*mbunya.

Bahkan aku menjelajahi sekujur tubuhnya dari ujung rambut sampai kakinya, kami saling berg*mul bak berkelahi saja. Kebetulan tempat tidurnya tepat di belakang pintu kamar. Tak terasa waktu sudah menunjukan jam 1 siang, terpaksa kami hentikan permainan yang tanggung itu. Dan dengan berat hati kami berbenah ruangan yang sudah seperti kapal pecah.

“ Mas Bima ke Kosnya Toni ya? ” tanya dia sambil membetulkan kancing bajunya.
“ Iya Beb, emang kamu mau ikut ? ” tanyaku.
“ Nggak ah Mas, Cuacanya panas banget soalnya, ” jawabnya,

Kemudian sejenak kami saling mepandang seolah tidak terima dengan perpisahaan yang sesaat itu, dan tiba-tiba Beby-pun berkata, “ Emmm… Mendingan Mas nggk usah ke kos Toni deh Mas, Mending kita bobok siang bareng disini aja, gimana ??? ” pintanya,

“ Emm… gimana ya… kan ketat disini aturanya ? ”
“ Udah kita cuek aja Mas, kita kunci aja kamar dari dalam, biar Ibu Kos gak tahu! anggap aja Beby lagi tidur-kan beres? ” ucapnya,

“ Ha… G*la lu Beb ! ” kataku pendek.
“ Mas Bima kan juga capek baru dari Solo, ntar di Kos Mas Toni gak bisa istirahat, paling juga bengong! ”
Aku terdiam sejenak, benar juga yah ( pikirku).

“ Benar nih gak takut sama Ibu kos? ”
“ Siapa takut… ”
“ Okelah, tapi ntar aku tak ke kamar mandi sebentar ”

Sepulang dari kamar mandi kulihat dia udah ganti pakaian tidur dengan lengan terlihat mulus, kuning kecoklat coklatan.
“ Beby tutup pintunya ya Mas… ”
“ Hemmm… ”

Kubaringkan badanku di kasur yang empuk, dan dia di sampingku sambil memelukku seolah tak mau kehilangan aku.
“ Aduh… ” tiba tiba aja dia bergumam.
“ Ada apa? ”

“ Kurang ajar nih semut gigit p*ha Beby ” ujarnya sambil menyingkap daster bawahnya.
“ Wah bener kurang ajar tuh semut gua aja belum pernah gigit p*ha Beby kok dia udah duluan… ”
“ Emang mau gigit, tapi abis gigit mesti mati ya… Hi… Hi… ”

“ Tu kan Mas, jadi merah… Emang kurang ajar semut itu! ”
“ Sini Mas Bima c*um biar sembuh… ” jawabku layaknya orang pacaran yang sok pahlawan.
“ Gombal… ”

Sambil iseng aku lihat p*hanya yang digit semut itu dan, mantap… Mulus juga nih p*ha batinku. Aku usap p*ha itu dengan lembut beberapa kali, dan tiba tiba saja aku c*um p*ha itu.
“ Iihh geli Mas… ” Suara itu membuat ku b*r*hi!
“ Geli apa enak? ” bisikku, tanganku mulai mengg*rayangi buah d*danya.

Dia diam saja, tanganku mulai kuselipkan dibalik bajunya dan mengg*rayangi pent*lnya yang sudah mulai mengeras. Sementara tangan kiriku mulai menyelinap dibalik cel*na d*lamnya dan kugesek gesek kan pada Kew*nita*n-nya. Kusingkapkan dasternya keatas sehingga terlihat jelas gundukan K*wan*taannya di balik celana putihnya. Dia diam saja. Sedikit demi sedikit mulai aku tarik cel*na d*lamnya ke bawah.

“ Ayo terus kalau berani… ” tiba tiba aja dia berkata, aku sempat kaget dengan celetukannya itu. Dalam sekejap saja sudah aku tel*njangi dia, mulus! Tanpa banyak acara lagi aku juga ikut tel*nj*ng, aku gesek gesekkan Kej*nt*nanku ke Kew*nita*n-nya. Nikmat rasanya, tapi aku tak berpikir yang lain cukup gesek-gesek saja.
Sambil bercanda dia bilang,

“ Ayo kalau berani dimasukkan Mas ”.
“ G*la kamu… ”
“ Hi… Hi… Takut ya… ”
“ Emang kenapa takut? ”
“ Coba aja… ”

Aku tahu dia cuma bercanda karena selama ini kita pacaran memang sangat berhati hati. Tapi dia terus mengejekku… Akhirnya tergoda juga aku. Aku masukkan helm Kej*ntan*nku ke Kew*nita*nnya yang jelas sudah basah kuyup, tapi aku masih ragu. Tapi terasa sangat hangat dan luar biasa… Aku masukan sedikit lagi dan hampir separuh Kej*ntan*nku sudah masuk.

“ Mas jangan… Ingat ya… Jangan… ” katanya
“ Kenapa… Kamu takut ya… ”
“ Jangan Mas, keluarkan ” pintanya pelan.

Aku terus menggesek gesekannya, nikmat rasanya! Tiba tiba saja dia menggeserkan pant*tnya ke samping dan mendorong p*haku. Kej*ntan*nku terlepas, kami saling berpandangan sejenak.
“ Mulai nakal ya? ”
“ Habis ditantang sih… ”

Dia menc*um lembut bib*rku, aku balas dengan lembut dan kami saling berpelukkan erat, aku c*umi leher dan telinganya, dia mulai menggeliat aku terus menyerangnya perlahan lahan aku c*mbu b*ah dad*nya dan terus aku merayap ke bawah sampai Kew*nita*n-nya.

Bau anyir yang mer*ngs*ng keluar dari Kew*nita*n nya, aku j*lati Kew*nita*nnya, dia menggeliat nikmat, matanya terpejam. Aku semakin rakus melahapnya dan aku masukkan lidahku ke dalam Kew*nita*nnya. Dia menggeliat.
“ Uuuhhhh… Enak Mas ”, Aku tambah semangat.
“ Terus Mas… Enak… ”

Aku lepas mulutku dan aku ganti dengan Kej*ntan*nku. N*fsu besar dan nikmat yang aku rasakan membuat ku tak sabar memasukkan Kej*ntan*nku.
“ Aduh… Pelan pelan Mas ”
“ Ya… ”

Separuh Kej*ntan*nku sudah masuk, tapi susah sekali masuk lebih dalam. Aku tarik sedikit masuk lagi, mudur masuk, Mundur, Masuk tak terasa hampir masuk semua Kej*ntan*nku ke Kew*nita*n-nya. Aku r*mas buah dad*nya sambil aku c*umi lehernya, dia terlihat merem melek merasakan nikmatnya Kej*ntan*nku. Tiba tiba saja ada yang menarik Kej*ntan*nku dari dalam Kew*nita*nnya dan nikmat sekali…

“ Akh… Enak sekali sayang… ”
“ Tekan Mas… Tekan lagi… Pelan pelan… ”
Aku merasakan Kej*ntan*nku keras dan terasa membesar didalam Kew*nita*n Beby, aku sodokkan Kej*nt*nanku dengan pelan tapi pasti, dan semakin terasa ada yang menarik narik Kej*nt*nanku di dalam Kew*nita*n.

“ Aaaahhhh… Sakit Mas… Enak Mas… Terus… Terus… ”
Er*ngan itu membuat aku semakin mengencangkan pelukanku terhadap dia, aku peluk dia erat-erat dan dia juga memelukku erat sekali sambil menahan sakit tapi enak…

“ Uuuhhh… ” desis dari mulutnya sambil meng*jang sekujur tubuhnya.
“ Ehmmhh… ” badanku juga terasa meng*jang nikmat sekali sp*rma ku kelar dengan deras memasuki Kew*nita*nnya.

Terasa hangat Kej*nt*nanku, nikmat dan tak terucapkan dengan kata kata hanya er*ngan nikmat dari mulut kami berdua. Tiba tiba aku merasakan cairan hangat merampat di p*haku, aku terkejut bukan main. Aku tarik Kej*nt*nanku dari Kew*nita*n Beby. Mataku terbelalak melihat cairan itu. D*rah!

“ Beb… ”
“ Mas… Apa yang kita lakukan? ” Pandangannya juga nampak kaget.
“ Maaf Beb… ” kataku.

Tiba tiba saja Beby memelukku erat erat.
“ Beby sayang Mas Bima ”
“ Mas Bima juga sayang Beby ”

Aku rebahkan dia di kasur yang empuk, kami saling berpandangan.
“ Beby gak menyesal kok Mas, Beby senang ”, Ah, lega rasanya mendengar kata kata itu.
Akhirnya kami tertidur pulas sambil berpelukan erat seakan tak mau lepas, Sejak saat itu kami selalu melakukannya jika ada kesempatan.